MENJELANG MAY DAY "MASIH SAJA SEPERTI ITU

MENGINGAT CHET SAAT ITU..!

Diwaktu yang tidak aku ingat jam dan harinya, namun masih segar di ingatanku. kala itu seperti biasa aku mencoba melihat informasi yang berkembang di dunia maya, dengan latah jemarinku mencoba menggeser-gereser mose dan sesekali jari ditangan kananku menekan untuk buka face book ku yang sering ku isi dengan kata-kata kurang ajar, puisi indah bahkan kekesalan atas situasi.

ternyata, di sisa waktu yang aku sedikan untuk segera off line. aku terkejut oleh suara chet yang menandakan ada seseorang menyapa. setelah aku liat ternyata dalam aplikasi chet itu seperti ini, pembicaraan kami mengalir :


------------------------------------------------------------------------------------------------

X : dor
J : krn mersa ga kenal, kubalas dengan dur
X : der
J : -
tidak lama setelah aku bermaksud tidak membalas
X : alumni formadas ya..!
(karena ga kenal dan tidak tahu apa maksud seseorang itu saat itu, aku menjawab)
J : Tidak dan kenapa.?
X : tidak apa2 apa., boleh silaturahmi.?
(karena pernyataan dia yang sedikit pribadi buatku aku melanjut dengan)
J : kenapa bung bertanya tentang itu..(ternyat kata bung menjadi permulaan kami melanjut
dengan chet saat itu)
X : ga usah pake bung, macam di jawa aja.!
J : kata bung bukan berarti jawaisme, atau apaun itu, pemakaian kata bung bautku kutujukan
kepada orang yang belum aku kenal.
J : kan ga mungkin panggil bung Adek, krn aku belum tau apakah aku lbh tua dari bung. ga mungkin bang, krn belum tau aku lbh muda dr bung, dan ga mungkin pula panggil nama seperti nama di chet itu, krn ga tau akau apakah nama itu nama sebenarnya, krn di fb inikan banyak yang palsu, dan sedikit kuperjelas, kata itu bagaiku hanay terminolgi bagi orang yang belum aku kenal. (akhirnya dia menjawab)
X : panggil aja aku si x (tentu tidak sesuai dengan sebenarnya, takut menyinggung dia)
J : kamu aktivis mahasiswa ya ?
X : ya aku anak .....( salah satu kelompok diskusi mahasiswa di seputaran padang bulan)
J : oh gitu ( mengetahui sedikit identitasnya dan teringat dengan kelompok ini dikala aku masih mahasiswa 5 tahun yang lalu) aku melanjut chet dengan bahasa sedikit romantisan.
J : bagaimana kabar teman-teman di........dan siapa sekjennya sekarang.!
X : kabar baik, aku sendiri. (memahami bahwa teman ini adalah pimpinan organisasi mencoba diskusi sedikit tentang agenda gerakan)
J : apa agenda sekarang.?
X : tentang pendidikan dan buruh.
J : tentang buruh gimana..? pendidikan buruh atau sedang membangaun organisasi buruh ?
X : mempersiapkan May day ? ( aku bingung saat itu, apa yang dipersiapkan dari may day, bukanakah may day sebuah rutinitas tahunan yang selalau hadir..? aku bingung..!)
J : maksudnya gimana..?
X : ia lagi konsoliadsi untuk aksi hari buruh.! ( dikepalaku mahasiswa ini sudah sedikit maju, sudah mengorganisir buruh dan sudah pergi ke serikat-serikat buruh dan komisariat-komisariat buruh pabrik-pabrik, wah mantap juga, tidak seperti kami dulu dengan teman-teman seangkatanku di kelompok mereka, sekilas itu yang tergambar di ingatanku, saluuutttt, berhasil kawan-kawan lama itu transformasikan ide-ide gerakan ke bawah)
J : giman itu ? (mencoba meperjelas apa yang ada dalam pikiranku)
X : ia kami mau pertemuan besok. (hari yang dia sebutkan saat itu mungkin senin klo aku ga salah)
J : dimana pertemuanya ?
X : di Bak (sebuah NGO Hukum di Mdn) ! " (mendengar itu, apa yang aku fikirkan dari tadi semua hambar, bahkan musnah dari kepalaku..! dan lanjut menjawab)
J : ok ! aku off line dulu ya..! dan maaf aku tadi ga ngakuin aku alumni formadas krn aku belum kenal bung siapa.!
X : ok..!

Dari hasil chet ini aku menulis beberap hal tentang situasi dulu dan sekarang, diantaranya bagaimana memahami gerakan mahasiswa dari dulu hingga sekarang masih dalam posisi yang sama, kalau tidak terlalu jelek bisa dikatakan mundur. berikutnya memahami beberapa NGO di medan masih dalam konteks yang sama juga, mendorong mahasiswa hanya sebatas gerombolan kampanye program bagi para NGO dalam momentum-momentum tertentu, seperti hari buruh ini tentunya.

Jika mahasiswa sudah memahami gerakan buruh adalah, gerakan yang di bangun dan bersumber dari ide-ide buruh maka harusnya gerakan mahasiswa bergabung dengan buruh diserikat-serikat atau komisariat-komisariat pabrik atau di kost-kost an buruh untuk merencanakan sesuatu dalam momentum may day. bukan malah berkonsolidasi dikantor-kantor NGO yang nota benenya mereka bekerja semata-mata ansinya adalah program yang dikerjakan berdasarkan apa yang di sepakati bersama founding-founding mereka.

Jika kejadian seperti ini, hendaknya si mahasiswa ketika ditanya dalam chet tadi, "apa agenda sekarang ?" idealnya dia menjawab " lagi membantu progarm abang-abang yang di NGO" ;mungkin ini bahasa lebih jujur dan lebih santun. Jangan mengatas namakan buruh, kasihan buruh hanya jadi objek issue, oleh beberapa kelompok gerakan yang berkolaborasi dengan NGO.

Tetapi jika teman-teman di NGO mau mengakui bahwa mereka juga bagian dari buruh tidak masalah sebenarnya, apa yang mahasiswa lakukan adalah tepat, yakni mendorong gerakan buruh, buruh NGO tentunya. Yang terjadi malah sebaliknya, teman-teman NGO sering sekali tidak mengakui itu, justru sering mengidentifikasi diri mereka Aktivis. Padahal jika kita membaca ulang tentang pengertian buruh adalah orang yang bekerja atas majikan. Bukankah NGO punya majikan yaitu para founding mereka..? ini hanya sebuah refleksi penting sekaligus kritik buat kita bersama, tidak terkecuali mahasiswa, NGO dan siapapun yang mau dan akan ber hora-hore nanti pada 1 May yang dikenal dengan hari buruh itu.

NGO DARI DULU SAMPAI SEKARANG, DALAM PEMAHAMANKU

Teringat akan sebuah tulisan salah seorang aktivis LSM yang sudah almarhum yaitu Mansyur Fakih, seorang aktivis LSM yang dulu berbasis di Yogyakarta ini menerangkan dalam bukunya "LSM datang bukan untuk merubah atau melakukan sebuah program yang dipaksakan kepada kelompok masyarakat, tetapi sebuah media transformatif atas ide-ide diantara kelompok LSM yang berlatar belakang intelektual dengan basis sectoral" dalam penafsiran saya dalam konteks ini LSM adalah sebuah kelompok yang mendorong partisifasi transformatif dua arah antara organiser dan basis pengorganisiran. tepat seperti namanaya, bahwa LSM adalah sebuah lembaga yang bekerja untuk transformasi sosial (Lembaga Swadaya Masyarakat). Nah dalam konteks ini kata swadaya berarti "swadaya dalam ide, dalam bekerja dan bahkan dalam pendanaan. Namun sekarang bahasa LSM itu seolah-olah tidak trend atau tidak mewakili lagi, sehingga yang sering muncul adalah Non Government Organitation atau sering disingkat NGO atau kalu tidak salah dalam transalte Indonesia (Organisasi Bukan Pemerintah)

Bagi saya penggunaan kata ini adalah merupakan hegemoni bahasa, dimana kata swadaya seolah-olah tidak baik atau terlalu radikal, sehingga para pelaksana program sosial lebih mengikuti bahasa Ingris ini. hal inilah yang menghilangkan ruh dari LSM itu, NGO menjadi identik dengan sebuah lembaga yang berfounding atau memiliki donatur. Tentu pemahaman ini juga akan berpengaruh terhadap basis pengorganisiran, tidak terkecuali mahasiswa, buruh, petani dan sectoral lainya. coba kita lihat, bagaiman para NGO itu menjalankan programnya" berbicara tentang pendritaan rakyat tetapi buat seminar di Hotel-Hotel mewah, buat pelatihan di kota-kota bahkan bagi-bagi uang pula terhadap para peserta setiap kegiatan. bukankah ini bentuk moderasi atas kesadran rakyat. bukankah ini salah satu upaya untuk melunakkan sikap kritis radikal yang muncul ditengah-tengah masyarakat atas berbagai problem sosial.?

Oleh karena itu, disini dipastikan tidak ada transformasi untuk perubahan sosial basis rakyat atas situasi sosial-ekonomi-politik mereka ke arah perubahan transformatif. tetapi sebuah upaya penetrasi yang dilakukan oleh modal terhadap rakyat dengan kaki tangan para NGO. dalam situasi seperti ini, NGO hadir sebagai kaki tangan modal dengan cara-cara terselubung, dan mahasiswa terkecoh dengan itu.

Kemudian para tokoh-tokoh NGO yang sering nokoh ini, masih segar dalam ingatan kita, dulu pada PEMILU 2009, mereka semua berkejar-kejaran untuk menjadi anggota legislatif, sayang satupun ga ada yang lolos..kasihan ya. bagi saya mereka ini hanya memposisikan diri dalam pertarungan politik-ekonomi yang sudah lama tidak terwujud. barang kali seperti may day itu juga bagian untuk membangun popularitas untuk pemilu yang akan datang, dan dimungkinkan juga untuk mengumpulkan pundi-pundi kampanye natinya dengan ber NGO ria dan bergerakan sosial dari sekarang.

Oleh karena itu, bagi teman-teman yang yang mau membaca tulisan ini, boleh marah, atau benci dengan tulisan ini. tetapi harapan terpenting mari jujur atas situasi.

----------------------------
Medan, 16 April 2009
Juson Ali'eha

Tidak ada komentar