SMARTPHONE DAN PENYAKIT “BBOSTEOPOROSIS”

1 Maret 2012 pukul 12:02

Black Barry atau  sering disingkat dengan BB adalah sebuah perangkat telekomunikasi yang memiliki nilai fungsional secara cerdas, atau disebut dengan SmartPhone. BB merupakan penggabungan antara fungsi komunikasi atau telepon dan perangkat lainya. Keberadaan BB tentu tidak bisa kita pisahkan dari sejarah telepon, dimana BB merupakan salah satu bukti inovasi teknologi komunikasi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. 

Biaklah sedikit melihat sejarah perkembangan dan evolusi alat komunikasi telepon. Bermula dari penemuan seorang staf pengajar orang tuli di Inggris dialah Alexander Graham Bell. Bel lahir dan dibesarkan dalam keluarga intelektual yang lebih banyak mengabdikan ilmu pengetahuanay dalam dunai pendidikan orang cacat pendengaran. Alexander merupakan Sarjana lulusan University of Edinburg dan University College di London, Bell memutuskan menjadi asisten ayahnya. 

Dia membantu orang-orang yang cacat pendengaran untuk belajar berbicara dengan metode yang telah diterapkan oleh ayahnya, yaitu dengan memperhatikan posisi bibir dan lidah lawan bicara.

Pada saat dia bermukim di London, Bell sempat belajar tentang percobaan yang dilakukan oleh Herman Ludwig von Helmholtz berupa tuning fork dan magnet yang bisa menghasilkan bunyi yang terdengar nyaring. Kemudian baru pada tahun 1865 Bell mempelajari lebih mendalam tentang suara yang keluar dari mulut saat berbicara. Bell semakin tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan bunyi-bunyian, makanya dia nggak keberatan ketika harus mengajar di Sarah Fuller, Boston yang merupakan sekolah khusus orang-orang tuli pada tahun 1870.  

Ketika dirinya diangkat menjadi guru besar psikologi di Boston University pada tahun 1873, Bell mengadakan suatu pertemuan khusus buat para guru yang menangani masalah murid-murid yang mengalami cacat pendengaran.

Hampir seluruh hidup di dedikasikan untuk mengurusi masalah pendidikan orang-orang yang cacat pendengaran. Bell mulai melakukan penelitian dengan menggunakan phonatograph, multiple telegraph dan electric speaking telegraph dari tahun 1873 sampai 1976 yang dibiayai oleh dua orang ayah dari muridnya. Salah satu penyandang dananya adalah Gardiner Hubbard yang mempunyai seorang putri yang telinganya tuli bernama Mabel, wanita inilah yang dikemudian hari menjadi istri Bell. 

Di kemudian hari Bell mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan suatu alat komunikasi dengan transmisi gelombang listrik. Bell pun mengajak temannya Thomas Watson buat membantu menyediakan perlengkapannya. Penelitiannya dilakukan dengan menggunakan alat pengatur suara dan magnet untuk menghantarkan bunyi yang akan dikirimkan, peristiwa ini terjadi pada tanggal 2 Juni 1875. 

Akhirnya terciptalah karya Bell sebuah pesawat penerima telepon dan pemancar yang bentuknya berupa sebuah piringan hitam tipis yang dipasang di depan electromagnet. Baru pada tanggal 14 Februari 1876 Bell mematenkan hasil penemuannya, tapi oleh US Patent Office penemuan Bell ini baru resmi dipatenkan pada tanggal 7 Maret untuk “electric speaking telephone”. Bell terus memperbarui penemuannya dan untuk pertama kalinya dia berhasil mengirimkan suatu kalimat berbunyi “Watson, come here, I want you” pada tanggal 10 Maret 1876. Inilah sejarah singkat besic dari alat komunikasi yang anda pegang atau anda miliki saat ini.

Jika dilihat dari sejarah awalnya, telepon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari orang-orang yang cacat pendengaran (Tuli/ Nengel/ Budeg). Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu-ilmu komunikasi dan ilmu pengetahuan secara umum, telepon baukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi bagi orang cacat. Lebih menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat dunia untuk saling berhubungan.

Evolusi teknologi komunikasi ini tidak hanya bergerak dalam kontek fisik, tetapi juga dalam konteks phisikis. Dimana teknologi komunikasi juga mempengaruhi sejarah perkembangan phisicology masyarakat. Misalnya setelah berkembangnya telepon, cara manusia berkomunikasi berkembang menjadi 3 cara. 1) Komunikasi Langsung (Direct Communication) 2) Komunikasi Korespondensi. 3) Komunkasi lewat jaringan telepon ( Communication By Phone). 

Ketiga sistem komunikasi ini berada dalam wilayah dan fungsi yang berbeda-beda, dan cenderung memiliki efek sosial rendah ataupun efek phisikologis ditengah masyarakat. Dewasa ini kita mau melihat bagaimana efek dan fungsi dari sistem berkomunikasi by phone. Setelah ditemukan evolusi kedua sistem komunkasi pasca telepon kabel atau jaringan tetap, maka perusahaan motorolla mengembangkan sistem yang lebih efektif adalah HT (Handy Talking) menjadi generasi berikutnya. Kemudaian disusul dengan Pager diamana fungi ini hanya bisa menyampaikan pesan singkat lewat tulisan yang populer di Indonesaia pada tahun 90-an.

Setelahnya Motorolla berhasil mengomandoi sejarah inovasi alat komunikasi berbasis nirkabel, pada  03 April 1973 oleh Martin Cooper, seorang karyawan Motorolla berhasil menemukan alat komunkasi model baru yang dikenal dengan Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan teleponkonvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).

Dalam sejarah perkembanganya, hand phone telah memaksimalkan sitem berkomunikasai masyarakat, dan paling fenomenal adalah telah melahirkan banyak kisah sosial di tengah masyarakat. Sebelum penggabungan fungsi tambahan, HP hanya memiliki fungsi dasar sebagai alat kominkasi berbicara jarak jauh dan pengiriman pesan singkat atau yang sering disebut dengan SMS (Sort Massage Servis). Hp telah memberikan kesempatan bagi para pengguna untuk melakukan komunkasi rahasia antara pemegang hp, misalnya maraknya pertikaian antar pasangan lewat penggunaan hp. Salah satu yang paling fenomenal adalah kecemburuan yang berakhir dengan pertengkaran bahkan perceraian.

Mungkin masih segar di ingatan kiat lagu”bang SMS siap ini bang..?” ini menggabarkan effek social dari perkembangan teknologi nirkabel ini. Sering kecanggihan hand phone dan bertambanya fungsi tambahan seperi Video, Camera dan Musik Player telah mendorong perubahan fungsi pokok dari hp itu sendiri. Misalnya hp telah menjadikan kenaikmatan tersendiri bagi orang yang gemar mendokumentasikan aktivitas pribadinya lewat foto maupun video. 

Ksusu ini juga tidak mengenal usia, profesi hingga tempat. Jika anda masih ingat salah satu contoh yang paling heboh saat itu hingga menjadi pemberitaan medai nasional adalah Video Porno Maria Eva dengan Yahya Zaini, salah satu Anggota DPR-RI beberapa tahun yang lalu. Kasus menonton film porno saat rapat paripurna salah satu kader PKS, partai yang selalu mengedepankan simbol-simbol ke Islaman dalam aktivitasnya.

Baiklah, sekilas sejarah diatas mengantar kita pada fase perkembagan teknologi seluler selanjutnya. Adalah BB sebuah alat komunkasi yang berhasil dipopulerkan oleh Mike Lazaridis lewat perusahaanya Research in Motion (RIM) pada tahun 1999. BB merupakan HP yang sangat populer ditengah masyarakat indonesia akibat keberhasilnya mengabungkan fungsi telepon, Email, SMS, Musik Player, Camera, Penjelajah Internet dan komunikasi komunitas antar pemilik BB (Black Barry Masanger). Penggabungan 7 fungsi sekaligus dalam BB yang dapat difungsikan secra bersamaan  ini menjadiknaya hp jenis ini seolah-olah menjadi kebutuhan pokok bagi pemiliknya. 

Hampir semua kalangan memiliki BB baik muda, tua maupun setengah tua dengan motivasi yang berbeda-beda pula. Bahkan BB juga berhasil membangun komunikasi ala mafioso diantara para koruptor kelas kakap. Sebut saja bbm-an antara Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina yang membangun trend baru dunai mafia Indonesia. Yang terkenal dengan sebutan Appel Malang, Appel Wangsinton, Semangka untuk mengaburkan sindikat mereka.

Akibat dari fasilitas yang tersedia dalam BB dan  dapat di fungsikan secara bersamaan, maka hal menarik yang coba di teliti dan diperhatiak adalah sikap sosial para pemilik BB itu sediri. Melihat orang zaman bb mania, melihat corak masyarakat yang sangat aneh yang sangat sulit untuk di artikulasikan dalam ilmu sosiologi. Diamana semua orang akan melkukan aktifitasnya dengan keasyikan tersendiri.

Salah satu ekspresi dan keanehan pengguna bb yang hampir sama dengan pengguan bb yang lain adalah dalam setiap kesempatan selau menundukkan kepala minimal 30-45 derajat, sesekali tersenyum bahkan tertawa kegirangan. Dan tidak ada tempat khusus, diman saja dapat dilakukan, dikantor, di rumah, di teras, di bis kota saat duduk maupun berdiri, di kereta api, diatas motor, saat mau tidur dan saat bangun pagi.  Dan yang paling aneh adalah pemilik dan pengguna bb juga cenderung tidak memiliki waktu untuk melakukan direct comunication terhadap sesamanya sehingga waktu luang diluar waktu utamanya dalam melaksanakan aktivitas adalah menggunakan bb dengan menunduk kan kepal 30-45 derajat setiap harinya, apalagi telingnya sering juga di sumbat dengan mini speaker untuk menikmati music player.

Maka jika anda melihat manusia sedang membungkukkan kepala sambil menggunakan hp baik dikantor, rumah atau dimana saja, berarti dia sedang mengalami penyakit baru yaitu penyakit tulang leher bungkuk akibat penggunaan teknologi seluler yang saya sebut dengan penyakit BBostoporosis.

Ada satu kejadian aneh, beberapa bulan yang lalu. Saat itu saya dengan teman-teman sedang makan siang di salah satu restoran. Tidak lama berselang, tepat di sebelah kami seorang sedang menunggu teman-temanya dari luar kota yang sudah lama tidak bertemu. Mereka sedang merencanakan makan siang bersama, tidak lama berselang teman-temanya sekitar 4 orang tiba di restoran langsung tegur sapah sambil cipika-cipiki, setelah 5 menit ngalar ngidul dengan riuhnya orang2 yang baru betemu, sembari menunggu waktu pesanan tiba masing-masing merogoh kantong, tas untuk mengambil BB masing-masing. Perlahan suasana kembli hening, seolah tidak ada aktivitas hanya sesekali terdengar suara batuk dari mereka. Bingung dengan susana yang hening tiba-tiba, untuk memastikan rasa penasaranku, saya menoleh ke samping ternya mereka sudah terserang penyakit BBostioporosi Akut. Kejadian itu berlangsung hingga acara makan siang berakhir. Aneh tapi nya..!

Maka jika kita lihat sejarah dan upaya dari Alexander Graham Bell dalam menciptakan Telepon adalah merupakan upaya meningkatkan komunikasi yang tidak bisa berkomunikasi. Alat yang dia temukan sejatinya di ilhami oleh penderita cacat pendengaran. Tetapi sekarang dengan BB ataupun hp lainya justeru sebaliknya membuat orang yang tidak cacat pendengaran jadi tuli...!! Tuli terhadap sekitarnya..!! bahkan mungkin juga akan tuli benaran akibat gelombang elektromagnetik yang terus menempel dalam selaput gendang suara dalam teligam penggunanya..!

01 Maret 2012
"Setahun Aku Disini"
Juson Ali'eha Pande

Tidak ada komentar