SURAT UNTUK BUSHIDO
8 Februari 2012 pukul 9:50
Tepat
di sore ini, seiring mentari memenuhi janjinya, menghilang di pojok
barat senja kota bedebah, aku juga terus mencoba menulis surat untukmu
anakku. Nak mungkin kamu belum tahu, mengapa bapakmu ini meberi namamu
BUSHIDO. Tapi tidaklah mungkin kuceritakan padamu disaat kamu baru
keluar dari luka sembelihan dokter di perut ibumu 3 tahun yang lalu, dan
sangat tidak mungkin juga aku simpan cerita ini dalam otakku, karena
kutahu tidak ada yang abadi dalam hidup kita selain “kematian” di ujung
nafas umat manusia.
Baiklah saya mulai..Seperti ini akan
saya uraikan tentang namamu, yang mungkin asing bagi telinga orang
kebanyakan. Tapi suatu saat aku berharap itu nama yang mulia bagimu dan
bangsamu. BUSHIDO NUSANTARA, nama anak laki-laki dari seorang
pemberontak muda yang dalam bahasa keseharian komunitas kami dikala
masih mahasiswa, komunitas itu digolongkan sebagai aktivis pergerakan.
BUSHIDO
NUSANTARA, anak laki-laki dari seorang aktivis pergerakan. Nama yang
terdiri dari dua kata, dimana mengandung nilai filosofi dan histori bagi
dua negara di Asia. BUSHIDO kata yang sering di kemukakan dalam sejarah
Kekaisaran Jepang dan NUSANTARA nama yang sering kita dengar pula di
Zaman Kejayaan Kerjaan Majapahit. Dua Kerjaan besar inilah yang
mengilhami saya untuk memberi nama untukmu. Karena dua kata ini setelah
saya pelajari mengadung nilai histori yang membentuk sebuah kebesaran
Negara, atas dasar nilai-nilai dan perjuangan.
Maka untuk
melatihmu sejak dini tentang arti perjuangan, semasa dalam kandungan
saya sudah membawamu bersama ibumu melakukan berbagai aktivitas, saat
engkau dalam balutan plasenta rahim ibumu. Kala itu kita bekerja untuk
mengorganisir petani yang dirampas haknya oleh negara, disebuah desa
kecil kawasan Deli Serdang. Dalam aktivitas pembangunan pemberontakan
dari ketidak adilan itu berbagai aktivitas telah kita lakukan. Naik
bukit-turun bukit lintasi berbagi rintangan, demonstarsi bekali-kali.
Hingga berakhir dengan penagkapan teman dekat dan beberapa warga petani
desa kecil di ujung timur kota Medan.
Kemudia dalam
kelahiranmu tepatnya pada 30 September, bagi sebagian orang Indonesia
tanggal ini merupakan tanggal yang membingungkan dalam sejarah gelap
Republik ini, atau dikala Diktator Soeharto berkuasa tanggal ini menjadi
tanggal kebesaran baginya dan tanggal doktrinisai bagi siapapun lewat
film propaganda G30S PKI untuk menempatkanya sebgai tokoh central dalam
penyelamatan bangsa ini. Tapi bagimu itu hanya tanggal permulaan
perjuangan untuk keluar dari sesak bundar rahim ibumu dan tanggal
kelahiran pula bagi anak teman saya, yang bersama-sama dalam gerak
demonstrasi kampus coklat kota Medan dahulu kala. (mungkin suatu saat
kamu akan mencarinya : ayahnya : Muklis Lubis dan Anaknya : Ridho).
Tepatnya
penghujung bulan puasa, bertempat di RS Tanjung Pura. Dengan dalih masa
libur engkau berusah payah menunggu keluar dari balutan plasenta
didalam dinding rahim ibumu. Akibat manajemen yang serampangan yang
diterapkan oleh pihak mangemen RS dalam hal ini pemerintahan Langkat.
Dengan bermodalkan strategi taktik yang saya peroleh dari berbagai
perjuangan, saya menghubungin temanya yang kebetulan seorang Jurnalis
(Pem Red) Post Metro Langkat untuk meminta nomor kontak Direktur RS.
Setelah ditemukan bapak menyamar menjadi seorang wartawan investigatif
dan meminta Direktur RS untuk segera menangani kelahiran anaknya, ya kau
sendiri..! Dengan sigap tim dokter operasi segera datang, tidak
menunggu lama tangismu pun terdengar dengan nyaringya, menembus telinga
dan hati riangku. Dengan semangat aku berteriak di depat ruang bedah
“Bushido engkau telah hadir di negeri ini” Sontak ucapanku membuat heran
par tim operasi RS.
Dengan segala aktivitas, pengalaman
pergerakan dan jiwa cinta tanah air serta kedaulatan bangsa ini saya
melihat perlu ada sosok tegas yang berprinsip dalam menjujung tinggi
nilai-nilai kesatriaan dan harga diri bagi bangsa. Maka saya berharap
kelak engkau anakku menjadi bagian yang saya cita-citakan. Dari seluruh
pengalaman hidupku dan hidupmu maka saya menganugrahi engkau dengan nama
“Bushido untuk Nusanatara” selanjutnya disingkat dengan : BUSHIDO
NUSANTARA.
Landasan Filosofis inilah yang menjadikan
namamu menjadi sandanganmu. Menempatkan kata Nusantara di penghujung
namamu, bukan semata-mata hanya untuk peruntukan bgai nusantara, tetapi
juga sebgai manifestasi atas sikapku dan tentu berharap juga menjadi
sikapmu kelak bahwa negeri ini harus di akui keberagamanya dalam
bingkaian dari sabang sampai merauke.
Maka sekilas tentang arti bushido akan saya coba uraikan :
BUSHIDO
ADALAH KODE ETIK KEPAHLAWANAN GOLONGAN SAMURAI DALAM SEJARAH JEPANG.
NILAI-NILAI YANG MENJADI INTI BUSHIDO ADALAH MORALITAS, KEBAJIKAN,
KEBERANIAN, KEJUJURAN, SEMANGAT BERPERANG, HARGA DIRI BANGSA
Kalau
BU artinya ajaran kesatriaan, maka BUSHI ( SHI atau kesatria ) artinya
kesatria yang mengikuti pendidikan Kesatriaan. BUSHIDO (
DO=jalan/alur/cara ) artinya “ dengan jalan kesatria “ . Sering kita
pakai istilah “ bermental BUSHIDO “ yang secara tepat di samakan artinya
TAHAN UJI.
Jakarta 01 Februari 2011
Juson J. Simbolon
Post a Comment