W A T A K

“Seberapa Besarkah, Kau Pengaruhi Kehidupan Kami”
Watak secara epistimologi memiliki arti tingkah laku seseorang yang bersifat pembawaan. Namun watak juga banyak dipengaruhi oleh lingkungan, maka jika kita beri tinjaun pada pengertian kedua bahwa watak juga dipengaruhi lingkungan barang kali kita perlu memberikan sebuah kajian kritis dan konfrensif tentang lingkungan yang kita miliki.


Lingkungan dalam pemahaman social adalah relasi social yang terbentuk dalam ruang dan waktu seseorang dalam kehidupanya. Manusia hidup secara phisikologis memiliki dua pengaruh dominan yakni factor Internal dari diri seseorang dan factor eksternal. Namun secara relasi social manusia memiliki banyak tahapan dalam perkembangan lingkungan sosialnya, tentu ini juga salah satu penyebab watak seseorang apakah baik, buruk, meyenangkan, menyusahkan, humoris ataupun ahumoris dll. Dalam tulisan singkat yang belum tentu saya tahu ini bermakna buat teman-teman saya akan mengajak untuk berdiskusi sejenak tentang hal-hal kecil, ringan namun bersifat esensial dalam kominitas dan team kerja sebuah pembangunan budaya baru perubahan.

Baiklah, manusia hidup dalam lingkunag social memang sangat banyak tahapan yang dilalui bahkan tidak terlalui. Pertama lingkunag social setiap manusia adalah keluarga, agama, kemudian sekolah, setelah sekolah kerjaan (profesi), komunitas barang kali jika dia seorang yang waras tentu organisasi, selanjutnya negara dan variable-variabel social lainya. Lingkungan inilah yang menjadi penyebab munculya watak seseorang.

Sebagai analogi sederhana, jika seseorang hidup dalam komunitas social yang serba keras dia akan memiliki watak yang juga keras, relasi sosial ini terbentuk sebagai manifestasi dari kaitan-kaitan social yang terjadi. Misalnya ucapan yang selalu didengar dalam kehidupan sehari-hari, tingkah laku yang selalu dia lihat, tulisan atau wacana-wacana harian yang dia konsumsi, dan lain sebagainya. Factor inilah yang mempengaruhi setiap perilaku manusia yang berkembang menjadi watak seseorang, jika watak ini dibangun dalam satu media bersama oleh orang yang berbeda akan lebih dominan mempengaruhi timbulnya watak sebuah komunitas secara generalis.

Contoh kedua, jika seseorang sejak kecil hidup di lokasi terminal bus, dapat ditaril kesimpulan bahwa dia akan berperilaku dan bahkan setiap orang yang hidup dan besar dalam lingkungan tersebut akan sedikit lebih cenderung kasar dibanding yang hidup dan besar dalam lingkungan social yang berbeda. Sebagai penyebab, bisingnya deru-deru mesin menyebabkan setiap manusia harus berbicara dengan nada yang kuat, karena segala sesuatu itu kompetitif dan harus menghasilkan uang dalam sesaat cenderung pragmatis, culas dan manifulatif.

Jadi dengan urain singkat ini aku coba ajak teman-teman untuk berdiskusi soal watak sebuah komunitas, katakanlah pengalaman anda dalam komunitas. Seperti apa perilaku kita dan kebiasaan-kebiasaan kita, lantas apakah ini cukup dominan mempengaruhi watak seseorang dalam pergaulan social kita sehingga menyebabkan sebuah kemandekan. Hal ini saya anggap sangat perlu sekali kita diskusikan bersama. Karena menurtuku, hal-hal seperti ini menjadi referensi kita untuk membangun kehidupan sosiologis yang harmonis dan saling mengerti.

Medan, 04 Agustus 2002
Juson Jusri Ali`eha

Tidak ada komentar