SESUAI KRONOLOGIS: DI DEPAN DEKAN FIB USU SATPAM MENYAMPAIKAN BERLAKUNYA HUKUM RIMBA
![]() |
Sumber: Google Map |
Pernyataan salah seorang Satpam
kampus Universitas Sumatera Utara “Darah dibalas dengan darah” dengan menenteng
parang merupakan sebuah bentuk pemberlakuan hukum rimba di FIB USU.
Sebagaimana diberitakan dan
dikutip dari situs berita medanbisnisdaily.com, pernyataan
ancaman bernada balas dendam tersebut didengar langsung oleh Dekan FIB USU Budi
Agustono.
Sesuai kronologi yang telah disebarkan ke public oleh aktivis Gemaprodem, kejadian bermula saat Satpam USU
(Slamet) datang ke lapangan Futsal FIB di tempat dimana Imanuel Silaban berada.
Satpam USU (Slamet) berjumpa
dengan Imanuel Silaban, mereka pun berdialog, beberapa saat kemudian Slamet
memukul Imanuel Silaban, sehingga terjadilah perkelahian antara Imanuel Silaban
dan Satpam USU Slamet.
Tidak puas dengan keadaan, Satpam
Slamet datang bersama reka-rekanya sesama Satpam USU dengan jumlah kira kira 40
orang ke depan FIB sambil membawa pentungan dan balok di tangan mereka.
Salah seorang Satpam bernama
Fandi Martopo berdialog dengan para mahasiswa dan menyampaikan ancaman sambil
memegang parang di tanggannya “ hari ini kami satpam kalah 1 : 0, tapi darah
harus dibayar darah”.
[Baca: Korban kekejaman security UsuImmanuel Silaban sampai hari ini masih kritis]
[Baca: Kebrutalansecurity kampus kembali terjadi di USU : satu mahasiswa kritis]
[Baca: Kebrutalansecurity kampus kembali terjadi di USU : satu mahasiswa kritis]
Jika merujuk pada pernyataan
Dekan FIB yang diberitakan di portal berita medanbisnisdaily.com, "Benar ada ucapan
tersebut dari satpam ke mahasiswa, tapi saya pikir itu tak serius," kata
Budi Agustono melalui sambungan telepon, Sabtu (21/10/2017).
Pernyataan Dekan Budi Agustono kepada
media yang berkesan tidak menganggap serius ancaman Satpam kepada mahasiswa sangat
bertolak belakang dengan peran Budi Agustomo sesuai kronologis kejadian.
Dalam kronologi yang dibagikan
oleh mahasiswa USU lewat akun Face Book Gemaprodem Sabtu, 22 Oktober 2017,
telah terjadi rentetan permasalahan antara mahasiswa dengan kelompok Satpam
sejak Rabu 18 Oktober 2017 sekitar pukul 21.55. Masalah serius tersebut
diketahui oleh Dekan FIB USU.
Budi Agustono selaku dekan FIB
melakukan mediasi dan membuat pernyataan bahwa kejadian ini akan di selesaikan
secara hukum, Rabu 18 Oktober 2017 pukul 00.30. Namun Fandi Martopo kembali
menyampaikan ancamannya di depan Dekan FIB “ darah harus dibayar darah”.
Anggapan tidak serius oleh Dekan
atas ancaman pemberlakukan hukum rimba oleh Satpam tersebut akhirnya menjadi
kenyataan. Pada pukul 23.00, di hadapan mahasiswa lain Immanuel Silaban
dianiaya secara brutal oleh puluhan Satpam USU dengan menggunakan balok yang
tertancap paku, linggis, rantai, dan senjata tajam yang lainnya.
Sembari dipukuli dan disiksa oleh
puluhan Satpam USU, Immanuel Silaban diseret masuk ke dalam mobil pick up patroli
Satpam USU.
Akibat kejadian kejadian tersebut, Immanuel
Silaban sampai saat ini masih dirawat dan dalam kondisi kritis di runag ICU Rumah
Sakit Columbia Asia Medan. [jap]
Garis besar kronologi versi video klik di sini
Post a Comment