TENTANG MANUSIA DALAM KEHIDUPAN

Ilustrasi
Saat seorang dipermalukan oleh orang terdekatnya, satu diantara dua hal ini yang lazim akan dia lakukan. Pertama; membalas tanpa ragu dengan emosi penuh amarah. Kedua; memilih jalan diam, sembari mengenang dan mematri dalam jiwanya, bahwa tak mungkin lagi mempercayai seseorang yang membohonginya selama bertahun-tahun dan mempermalukannya.
Memilih sikap pada pilihan kedua, pertimbangan yang amat serius adalah dampak dari amarah terhadap orang yang tidak bersalah.

Pilihan ini membutuhkan kekuatan ekstra untuk menahan diri, mengelus dada dan memutuskan untuk terputus, meskipun banyak orang menilainya sebagai bentuk ketidakberanian, tapi menurut saya inilah keputusan yang paling berani, karena bagi saya hidup bersama bukan soal kemudahan dalam meluapkan amarah lalu saling memaafkan, seperti rutinitas Lapar-Makan-Kenyang lalu Berak, tetapi yang terpenting adalah keberanian untuk menegasikan.

Begitulah tentang manusia, memiliki dua sisi yang selalu bertentangan, kontradiksi yang selalu lahir dalam dirinya, selama nyawa masih menyatu dengan jasad.
Tentang manusia pula, disaat dia mampu menutupi kecurangan dengan amarah, maka kau tak pernah bisa benar-benar mengenal dia.
Disaat itulah, kepercayaanmu akan terbangun hanya kepada Tuhan mu, bukan kepada siapapun di dunia, sekalipun Ibu dari anak-anakmu, karena kebersamaan yang semu hanya soal waktu kapan tiba saatnya benar-benar menghancurkan segalanya.

Tidak ada komentar