MEMBACA PSIKOLOGI MASSA Juson Simbolon*
Secara perlahan sajian-sajian informatif akan aktivitas dan kerja-kerja politik Kang Dedi Mulyadi membentuk perilaku digital pengguna media sosial (netizen). Lebih jauh lagi membentuk psikologi massa.
Jika merujuk pada pengertian psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia baik yang tampak maupun tidak tampak, maka psikologi massa terkait perilaku manusia secara luas. Atau dapat disimpulkan psikologi massa adalah upaya mempelajari jiwa sekumpulan orang banyak baik yang tampak maupun tidak tampak.
Namun dalam hal ini, massa bukanlah kumpulan orang sebagaimana menurut Gustave Le Bon. Dimana massa menurutnya adalah merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan sementara pula. Tetapi lebih pada pengertian pengguna media digital atau media sosial. Atau bisa juga dikategorikan pengguna smartphone.
Merujuk pada pengertian Psikologi dan Massa sebagaimana disebutkan di atas. Kita ingin melihat seperti apa perilaku massa sebagai hubungan sebab akibat kehadiran Kang Dedi Mulyadi sebagai tokoh publik yang sangat aktif mengelola media sosial.
Pertama, sajian informasi digital Kang Dedi Mulyadi telah menciptakan gelombang massa digital yang terus berubah dan berkembang. Perubahan dan perkembangan tersebut memunculkan tindakan-tindakan nyata, harapan dan ide-ide yang lebih konkrit atas diri Kang Dedi Mulyadi. Hal yang paling menarik munculnya keinginan massa agar Kang Dedi Mulyadi Capres 2024.
Hal ini bisa kita baca dari berbagai komentar atau tanggapan atas unggahan informasi tentang Kang Dedi Mulyadi di grup-grup Facebook. Bahkan yang lebih nyata adalah munculnya deklarasi dukungan dari berbagai elemen relawan Kang Dedi Mulyadi Capres 2024 di berbagai provinsi. Seperti Jakarta, Banten, Riau.
Secara psikologis elemen massa ini jika merujuk pada pendapat Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) adalah massa aktif, yaitu massa yang terbentuk karena telah terbentuknya tindakan nyata seperti demonstrasi atau kerja-kerja bersama.
Kedua, sajian informasi digital kegiatan Kang Dedi Mulyadi juga memunculkan terciptanya massa pasif. Dimana mereka menikmati dan terus menunggu tayangan terbaru video kegiatan Kang Dedi Mulyadi. Jumlah ini cukup signifikan jika dilihat dari banyaknya subscriber atau pengikut Kang Dedi Mulyadi di account resminya di sosial media dan dibandingkan dengan jumlah yang telah mengorganisir diri dalam bentuk-bentuk deklarasi.
Massa pasif dalam pengertian ini masih merujuk pada pendapat Park dan Burgess. Massa Pasif (audience) yaitu kumpulan orang yg belum melakukan tindakan nyata, misal: orang-orang berkumpul mendengarkan ceramah, mengikuti seminar dan nonton pertandingan. Atau bisa juga kita kategorikan menonton video-video Kang Dedi Mulyadi.
Dua elemen ini secara psikologis bisa saja bertemu pada satu titik tertentu dan melebur menjadi gelombang massa aktif jika didorong oleh kerja-kerja kepeloporan. Kerja-kerja kepeloporan dimaksud adalah hadirnya kaum pergerakan yang bekerja secara mandiri (sukarela) mengemukakan secara luas dan konsisten gagasan Kang Dedi Mulyadi Capres 2024.
Tetapi dua kesadaran massa ini, bisa saja terjadi sebaliknya. Atau kembali menjadi pasif, jika kaum pergerakan tidak mengambil posisi serius membangun narasi dan kesadaran politik sebagaimana tindakan-tindakan mandiri elemen massa aktif.
Untuk membangun psikologi massa menjadi kesadaran aktif, dibutuhkan daya juang yang kuat dari elemen-elemen rakyat yang telah mendeklarasikan Dukungan KDM Capres 2024. Tujuannya adalah agar individual mind berubah menjadi collective mind sebagaimana disebut oleh Durkheim, bahwa adanya individual mind dan collective mind yang berbeda satu dengan yang lain yang dapat saling melarutkan dalam kekuatan massa.
Untuk itu, bagi teman-teman di seluruh daerah tetap menjaga dan memperluas informasi nilai-nilai terbaik sebagai basis kekuatan atas figur Kang Dedi Mulyadi. Mempersiapkan argumen-argumen logis dalam setiap proses dialektika, agar kehendak rakyat berjalan secara alamiah dan ter-kristalisasi menjadi psikologis massa pendukung Kang Dedi Mulyadi secara aktif ke depan. Dan tentu saja, terus menjaga capaian-capaian opini publik di media sosial dan media mainstream, baik lokal maupun nasional.
Terima kasih
Jakarta 02 Februari 2022
Shareby:
Jaringan Rakyat Indonesia
* Juru Bicara Jaringan Rakyat Indonesia
* Bacaan Mingguan Deklarator KDM Untuk 2024
Post a Comment