MENGAPA HARUS KANG DEDI MULYADI ?
Sejak awal saya sangat tertarik dengan isu mendasar yang selalu diperjuangkan KDM ini. Sebab kita kadang sangat ribut dan sibuk saat bencana datang. Mungkin air mata bisa sampai kering melihat penderitaan para korban bencana alam seperti longsor, banjir dan banjir bandang terjadi. Tapi kita lupa, bahwa siklus itu terjadi akibat adanya ketidakseimbangan dalam pengelolaan lingkungan dan Sumber Daya Alam kita.
Pada satu kesempatan, saya mengutarakan pandangan saya soal industri ekstraktif (tambang) di Indonesia kepada KDM. Beliau sependapat, bahwa harus ada gerakan besar untuk menghentikan tingkat kerusakan lingkungan dari para mafia serakah. Yang tidak pernah berfikir dampak keserakahan mereka terhadap masa depan bangsa ini.
Lebih mendasar dari sekedar pandangan ekonomis. Ternyata KDM memiliki basis ideologis yang rasional tentang kecintaan akan lingkungan. Beliau menyatakan, bahwa secara filosofis lingkungan itu adalah ibarat Ibu kita, maka tanah air kita disebut Ibu Pertiwi (terdiri dari unsur tanah, air dan udara). Jika kita menyakiti Ibu kita, maka sebagai anak kita pasti tidak akan dapat berkah dalam kehidupan. Begitu-pun jika kita merusak lingkungan kita (ibu pertiwi), maka bencana yang akan kita dapat.
Ini menurut saya pemahaman dasar dan filosofis yang dimiliki oleh KDM tentang etika lingkungan. Jika hal seperti ini bisa menjadi sebuah gerakan besar, maka pemanfaatan Sumber Daya Alam kita akan sepenuhnya bisa terkendali.
Persoalannya kemudian. Gerakan itu butuh kepemimpinan yang kuat dari seorang terdidik. Gerakan tanpa kepemimpinan akan menimbulkan anarki. Sebagaimana yang dikatakan oleh pejuang penyelamatan Hutan Amazone Chico Mendes “1 Orang terdidik adalah awal dari pergerakan, 100 orang tidak terdidik adalah awal dari pemberontakan”
Pada kesempatan itu, saat ingin berpamitan untuk berpisah dari acara, sembari bersalaman saya berbisik “Bapak Harus Pimpin Gerakan ini, agar kita bisa terus optimis” Saat itu KDM hanya tersenyum dan berujar terima kasih. Apapun makna senyum Beliau, saya belum bisa memahami.
Dari pemahaman di atas, maka saya punya pandangan, bahwa 1 (satu) orang terdidik itu adalah Kang Dedi Mulyadi. Tentu saja mendorong beliau memimpin bangsa ini agar bisa terus bergerak maju dengan kemandirian yang kokok. Keberpihakan kepada rakyat kecil dan kepedulian akan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Maka jika pertanyaannya mengapa harus KDM?
Jawabannya adalah penjabaran di atas dan KDM adalah pilihan tepat untuk gagasan besar penyelamatan lingkungan kedepan. Yakitu lewat kebijakan negara dengan jabatan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. KDM memiliki landasan filosofis, konsisten dan selaras antara pernyataan dan tindakan.
Dalam sebuah postingan beliau di facebook, tentang perjuangan lingkungan. Saya mencoba memberikan komentar dukungan, agar KDM terus menggemakan gagasan-gagasan beliau tentang Etika Lingkungan (environmental ethics). Alhamdulillah beliau membalas dan bertanya. Seperti dialog di bawah ini.
Nasionalisme Alie'ha Pande; “Saya merindukan kembali KDM menyuarakan gagasan-gagasannya ttg etika lingkungan bergema di senayan. Sehat selalu Pak H.DM”
Kang Dedi Mulyadi; Prioritas saya itu. Isu lingkungan, sangat jarang menjadi bahasan secara nasional. Padahal, tanpa kelestarian lingkungan, kita bisa apa?
Nasionalisme Alie'ha Pande; ”Siap Pak H.DM. Tanpa kelestarian lingkungan kita tidak bisa apa-apa Pak Haji, selain menunggu bencana, tercerabut dari ruang hidup dan sosial kita.
Semoga perjuangan Bapak jadi gerakan bersama dengan lahirnya produk legislasi baru, sebagaimana yg Bapak perjuangkan bersama komisi IV.
Tentu saja, gerakan butuh kepemimpinan Pak H.DM. untuk itulah saya punya harapan besar untuk Pak H.DM.
Sehat selalu Pak dan terima kasih banyak sudah membalas komen saya dengan pertanyaan.🙏🙏🙏
Jakarta, 17 November 2021
Shareby;
Juson Simbolon
FRKDMB
Satrio Bushido Library
#kangdedimulyadi
#dedimulyadi
#dedimulyadi_capres2024
Post a Comment