MEMBICARAKAN IDE *
Dari pertanyaan awal dan jawaban saya menyebabkan dialog panjang. Secara garis besar dialog tersebut berfokus pada ide persatuan pendukung Marcus Aurelius. Melihat dari diskusi itu, saya berkesimpulan adanya harapan sekaligus keresahan dari teman saya.
Keresahan tersebut adalah adanya semacam “kompetisi” di antara grup pendukung Marcus Aurelius. Tetapi yang menarik dari keresahan itu pula, ada harapan yang ter manifestasi dalam bentuk ide untuk mendorong persatuan perspektif diantara sekian banyak grup pendukung Marcus Aurelius. Meskipun tidak terlalu mendalami apa landasan dan tujuan ide tersebut didiskusikan kepada saya, namun ide persatuan itu bagi saya adalah penting untuk dibicarakan.
Membicarakan sebuah ide melambangkan pemikiran yang kuat tentang sesuatu hal. Sebagaimana kutipan pernyataan Filsuf Socrates bahwa “Pikiran yang kuat membicarakan ide, pikiran yang biasa saja membicarakan kejadian, pikiran yang lemah membicarakan orang lain”
Tiga kerangka berfikir ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam interaksi sosial. Terutama di dalam komunitas-komunitas grup percakapan pendukung Marcus Aurelius. Pertanyaannya, cara berpikir yang mana yang paling mempengaruhi proses perkembangan grup pendukung Marcus Aurelius? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja kita tidak bisa membuat justifikasi sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. Tetapi menyambut ide persatuan (unity) adalah cara terbaik untuk membuat kita masuk dalam pikiran yang kuat dalam rangka menuju kualitas dan kuantitas pendukung Marcus Aurelius.
Secara garis besar apa yang disampaikan oleh teman saya adalah bagian dari rumus yang pernah disampaikan oleh Airin Santoso. Sebagaimana telah saya tulis sebelumnya. Bahwa untuk sebuah kemenangan salah satu variabel-nya adalah unity (persatuan). Lengkapnya *Hope + Desire + Pray + Unity + Struggles = Victory.*
Membicarakan ide persatuan, tentu saja kita harus melihat hal-hal yang mendasari persatuan itu sendiri. Untuk apa kita bersatu, hal-hal apa saja yang perlu kita lakukan untuk persatuan itu. Jika tujuan akhirnya adalah kemenangan (victory), maka kemenangan apa yang ingin kita raih sebagai pendukung Marcus Aurelius?
Pertanyaan dalam tulisan ini tentu saja tidak hanya ditujukan kepada teman saya yang memulai diskusi lewat percakapan Whatsapp. Sebagai teman, saya tetap memberinya apresiasi atas ide dan menyambutnya dengan jawaban “silahkan dicoba”. Untuk sekedar informasi, membicarakan ide persatuan merupakan hal konkrit dan pernah dilakukan sebelumnya. Meskipun ada proses dialektika dalam perjalanannya.
Sebagai kesimpulan akhir, saya ingin menyampaikan bahwa menarik untuk mencoba kembali membicarakan ide persatuan pendukung Marcus Aurelius. Tentu saja agar tidak terjebak pada pembicaraan defensif, saya tetap menyampaikan disclaimer bahwa persatuan bukan terbatas pada pengertian membuat satu organisasi. Lebih luas dari itu adalah penyatuan pandangan, harapan dan cita-cita sebagai pendukung/penggemar Marcus Aurelius.
Bagaimana menurut teman-teman? Silahkan berpendapat.
Juson Simbolon
*Admin Grup FB Fans Kang Dedi Mulyadi Nasional
*Juru Bicara Jaringan Rakyat Indonesia – KDM
*Blogger & Youtuber Satrio Bushido Library
*Hidden Friend Marcus Aurelius
Post a Comment