TIDAK JATUH DARI LANGIT*
Sekitar dua minggu lalu. Saya menerima pesan lewat Facebook dari seorang sahabat di dunia maya. Entah mengapa, saya tidak terlalu update pesan-pesan yang masuk lewat Messenger. Maka kadang sangat lama untuk bisa membaca isi pesan dan membalasnya.
Sebenarnya pesan itu tidak ingin dipublikasikan lewat tulisan ini. Tetapi selama saya berusaha untuk merahasiakannya, selama itu pula bayang-bayang selalu datang. Membuat pikiran dilintasi pertanyaan-pertanyaan. “Apakah benar apa yang disampaikan dalam pesan itu? Apakah benar bahwa saya sendiri yang tertarik gagasan tentang Kang Dedi Mulyadi? Atau apakah penilaian teman di Facebook itu benar adanya? Atau adakan orang berpikiran sama seperti pendapat teman yang mengirimkan pesan itu?”
Pertanyaan-pertanyaan itu melintasi pikiran hampir tiap hari. Terutama saat-saat menjelang tidur. Untuk membalasnya kadang berpikir berkali-kali. Mengganggu kah buat saya? Tidak, sama sekali tidak. Tetapi mengapa sulit untuk membalasnya?
Akhirnya satu waktu, saya memiliki tekad untuk menuliskannya. Bagaikan hujan turun dari langit, saya bersemangat untuk mempublikasikan apa isi pesan itu lewat tulisan ini tentunya. Tujuannya untuk menyebarkan isi pesan, agar setiap orang yang baca punya kesempatan memberikan tanggapan.
Dalam tulisan ini, saya tidak akan mengurangi atau menambahkan satu kata pun dari pesan itu. Tentu saja untuk menjaga orisinalitas isi pesan. Karakter yang tertera dalam pesan juga tidak saya ubah sama sekali. Meskipun banyak penggunaan tanda baca yang tidak tepat.
Untuk mempercepat, baik saya copy paste saja isi pesannya secara utuh. Tetapi mohon maaf, saya tidak akan mempublikasikan nama pengirim pesan.
“Assalamualaikum Salom Rahayu... Semoga abngku selalu dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga. bang saya ingin menyampaikan banyak terima kasih..Abang sudah memperjuangkan kang Dedi Mulyadi... Saya salut sama Abang.. meski Abang bukan asli dari daerah Sunda tapi Abang orang pertama yang mendukung kang Dedi... Saya sebenarnya sedih bang.. kenapa bukan orang Sunda asli yang duluan mendukung kang Dedi malah menyyyarakan jargon orang lain.. saya juga bingung dengan tokoh ulama ulama Jawa barat.. yang belum menyuarakan pilihan kang Dedi.. padahal beliau adalah jawaban dari mereka yang sering teriak" keadilan.. ke miskinan.. selama ini para pendakwah penceramah sering teriak teriak kemiskinan ke Adilan..dan akhlak.. tetapi ketika ada seseorang yang kita semuanya tau bahwa beliau kang Dedi Mulyadi sudah melakukan perubahan ke masyarakat.. tokoh tokoh ulama masih belum merespon... Ntah nunggu calon seperti apa lagi yang mereka inginkan? Sekali lagi terimakasih banyak Abangku... Tetap semangat # Dedi Mulyadi 2024”
Bagi saya, isi pesan ini memiliki tiga esensi yang mesti saya pahami. Tapi pemahaman saya mungkin tidak sama dengan pembaca yang lain.
Pertama; Apresiasi. Penekanan atas ucapan terima kasih atas apa yang telah dilakukan beberapa bulan sejak tahun lalu, adalah pertanda ada masyarakat menilai dan menghargai apa yang kita lakukan. Artinya impian kita untuk KDM sama dengan teman-teman lain, yang belum pernah bertemu selain di dunia maya. Ini menandakan apa yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh, tulus dan apa adanya selalu mendapat penilaian dan apresiasi tanpa kita tau.
Kedua; Keresahan. Saya melihat bahwa pesan itu menggambarkan keresahan dan ungkapan isi hati. Dimana sosok KDM menjadi harapan banyak masyarakat. Tetapi kita seolah tak berdaya untuk membangun dukungan dari semua lapisan masyarakat. Jujur, kalau saya sendiri meyakini segala sesuatu harus dikerjakan. Tidak jatuh dari langit, apalagi menunggu keputusan elit.
Meskipun saat ini masih lebih banyak rintangan dari pada dukungan, ya namanya perjuangan harus selalu hidup di dalamnya effort, kesabaran dan cerdas merespon situasi.
Ketiga; Perubahan. Penggalan kalimat dari paragraf terakhir pesan itu coba saya highlight. “tetapi ketika ada seseorang yang kita semuanya tau bahwa beliau kang Dedi Mulyadi sudah melakukan perubahan ke masyarakat”
Melakukan perubahan ke masyarakat. Kalimat ini menurut hemat saya merupakan keyword (kata kunci) dari rangkaian pesan ini. Memang ada banyak hal yang dilakukan KDM dalam menyelesaikan problem-problem masyarakat. Dari aksi-aksi sosial hingga persoalan yang berkaitan atas jabatannya sebagai Anggota Komisi IV DPR RI.
Namun, melihat semua pendekatan sosial dan politik yang dilakukan KDM lebih pada konteks penyelesaian masalah hilir. Masalah hulu yakni ruang kebijakan tidak tersentuh. Artinya, untuk saat ini efektivitas penyelesaian masalah tidak bisa dilakukan KDM dengan pendekatan struktural negara. Padahal, banyak sekali masalah yang harus diselesaikan dengan pendekatan struktural atau lewat kebijakan negara.
Pertanyaanya kemudian. Apakah masalah kebijakan nasional yang berdampak terhadap masalah sosial, ekonomi dan lingkungan bisa diselesaikan tanpa kewenangan eksekusi (eksekutif)? Atau tanpa sumber daya dan alokasi anggaran keuangan negara? Saya kira, jika teman-teman mengikuti video-video KDM di beberapa channelnya jawaban pertanyaan ini pernah dilontarkan oleh KDM.
Sebagai anggota DPR RI maupun sebagai pribadi, KDM hanya bisa berupaya untuk menyuarakan persoalan rakyat. Berbagi rezeki yang Dia diperoleh untuk membantu masalah-masalah yang ditemukan, sebagai solusi jangka pendek. Dalam konteks kebijakan bernegara, semestinya intervensi negara diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah struktural di tengah-tengah masyarakat. Siapa yang bisa melakukan itu? Ya tentu saja eksekutif, yang punya niat dan kesungguhan memperbaiki bangsa ini.
Harapannya KDM merupakan salah satu sosok yang memperoleh mandat kekuasaan eksekutif dari rakyat, lewat pemilu demokratis tentunya. Agar masalah hulu, yaitu ruang kebijakan bisa diperbaiki, sebagai solusi jangka panjang atas persoalan-persoalan publik saat ini.
Apa yang harus kita lakukan?
Saya tidak sedang berupaya memoderasi pikiran siapapun yang telah membaca tulisan ini. Usulan saya sederhana. Pendukung KDM, Fans KDM, Follower KDM, Dulur KDM dan sebutan lain komunitas pendukung KDM semestinya mengajak lebih banyak warga seperti teman yang mengirimkan pesan itu berdiskusi. Bersama-sama membaca situasi di tengah-tengah masyarakat. Jika dimungkinkan melakukan kegiatan bersama.
Tujuannya agar tumbuh semacam kekuatan baru atas dorongan kesadaran kolektif, bahwa kita tidak sendirian. Menciptakan lebih luas interaksi sosial pendukung KDM. Supaya gagasan dan harapan seperti teman pengirim pesan atas sosok KDM tidak tersembunyi dalam pikiran dan bayang-bayang mereka saja. Dengan upaya itu, tahap demi tahap proses perubahan akan tercipta. Karena perubahan itu tidak jatuh dari langit. Perubahan merupakan proses dan upaya terus-menerus dalam dialektika di tengah-tengah masyarakat.
Selain membangun lebih luas interaksi sosial. Menghilangkan perilaku apriori terhadap politik juga harus ditinggalkan, dengan memperkuat pemahaman lewat literasi dan diskusi-diskusi politik di semua sektor.
Kalau literasi dan diskusi kita saja sangat tipis, maka apriori atas ide serta implementasi gagasan-gagasan perubahan dan politik pastilah akan menebal. Saat yang sama, kita jatuh dalam kepasrahan yang tidak memiliki kemandirian dalam berpikir dan bertindak. Menyebabkan ketergantungan akan perilaku elit serta kesulitan untuk berpijak pada ide-ide perubahan. Padahal lebih baik berpijak daripada bergantung.
Akhir kata, selamat sore dan selamat berakhir pekan.
Terima kasih
Rahayu..
Jakarta 21 Mei 2022
Juson Simbolon
*Admin Grup FB Fans KDM Nasional
*Peserta aktif Zoomnas Fans KDM
*Blogger&Youtuber Satrio Bushido Library
Post a Comment