𝗔𝗞𝗜𝗕𝗔𝗧 𝗚𝗘𝗡𝗗𝗔𝗞 𝗠𝗨𝗗𝗔

Ini sebuah kisah pasangan suami istri. Suaminya berprofesi seorang petinggi di salah satu lembaga negara. Cerita ini merupakan persoalan hubungan suami-istri di sebuah kota besar. 

Awal persoalan akibat gendak muda. Sejak satu tahun terakhir, si suami memiliki wanita idaman lain. Tentu saja jauh lebih muda, cantik dan lebih menggoda dibanding istri sah.

Akibat kehadiran pihak ketiga dalam hubungan rumah tangga mereka. Percekcokan pasutri ini sering terjadi. Situasi terus mengalami ketidakharmonisan hubungan rumah tangga, sang suami tetap menjalin asmara. Wanita muda, pujaan hati tersebut bawahannya di lembaga tempat dia berkarir.

Suatu ketika, istri dan suaminya terlibat percekcokan hebat. Sebabnya sang istri sudah tidak tahan atas kehadiran Gendak Muda sang suami. Akibat percekcokan itu, sang istri mengancam melaporkan suaminya karena punya gendak dalam institusinya sendiri. 

Ancaman itu membuat suami berang. Sebabnya karena si suami mengalami situasi dilematis. “Menuruti permintaan istri sah untuk meninggalkan gendak muda, gendak muda pasti melaporkan hubungan tercela itu, atau menagih janji-janji sang suami.” 

Begitupun sebaliknya, “Mengabaikan permintaan istri sah dan terus memelihara gendak muda, istri sah akan melaporkan perbuatan suaminya memelihara gendak muda di institusinya sendiri”

Situasi bagaikan buah simalakama itu membuat suami marah besar, emosional dan kehilangan akal sehat. Akibat amarah dan desakan istrinya, akhirnya suami berusaha meredam tuntutan istrinya dengan emosional menodongkan “beceng” yang terselip di pinggangnya.

Dampak tindakan penodongan beceng sang suami yang diperoleh bukannya si istri diam. Justeru sebaliknya, sang istri justeru makin berteriak histeris ketakutan dan minta pertolongan kepada pembantunya. 

Pembantu yang mendengar teriakan majikannya datang menghampir sumber suara. Pembantu itu datang karena selama ini sudah dianggap sebagai anggota keluarga Pasutri tersebut. 

Si pembantu merasa kedua Pasutri tersebut sudah seperti orang tuanya sendiri. Maka dia berniat untuk melerai dan meminta si suami melepaskan todongan senjata ke istrinya. 

Tetapi yang terjadi justeru si suami semakin emosional, sebab sebelumnya dia juga mendengar gosip-gosip liar dari pembantu yang lain, bahwa pembantu yang datang itu punya kedekatan khusus dengan istrinya.

Gosip-gosip itu terjadi, akibat persaingan antara para pembantu sang majikan. Atau bisa jadi, si suami merasa apa yang dia lakukan dengan gendak mudanya, juga dilakukan oleh istrinya. 

Tanpa pikir panjang, si suami yang sudah disulut emosi akibat tertekan situasi buah simalakama, akhirnya senjata di tangannya diletuskan ke tubuh sang pembantu. Dia melampiaskan amarah kepada istrinya dengan menghabisi pembantu yang dianggap ikut campur dalam urusan rumah tangganya.

Letusan senjata api itu, membuat peluru bersarang di tubuh sang pembantu. Seketika tersungkur bersimbah darah tidak bernyawa di hadapan sang istri dan suaminya. 

Situasi itu terjadi begitu cepat. Akibatnya sang istri trauma berkepanjangan. Menyaksikan pembantu yang selama ini bekerja tulus mengurusi semua keperluannya harus meregang nyawa di hadapannya. 

Cerita ini hanya fiksi dan karangan belaka. Jika ada kesamaan tempat dan peristiwa itu hanya kebetulan saja. Dan cerita ini salah satu contoh belajar mengarang bebas.

Sumber foto: Google

Jakarta, 08 Agustus 2022

Juson Simbolon

Blogger dan Youtuber Satrio Bushido Library

Tidak ada komentar