LANGKAH ZIG ZAG NOEL
.jpg)
Di tiga grup Whatsapp pendukung bakal Capres 2024 yang saya ikuti terjadi riuh tentang langkah politik Emmanuel Ebenezer. Pernyataan hujatan dan stigma negatif dilancarkan penuh emosional.
Situasi itu merupakan konsekuensi dari terminologi “relawan” yang disematkan bagi para pendukung Calon Presiden. Sebagian orang, khususnya yang datang dan bergabung dalam grup pendukung bakal calon, memandang kata relawan sesuatu yang final. Atau menganggap, penyematan kata “relawan” tidak memiliki kepentingan apapun.
Memang, kebanyakan mereka datang dan bergabung sesungguhnya tidak memahami, bahwa para elit komunitas relawan itu memiliki agenda politiknya masing-masing. Memiliki strategi serta capaian-capaian yang harus mereka dapatkan. Menghimpun banyak orang untuk memperkuat bargaining dalam menciptakan langkah-langkah dan target politik secara matematis.
Langkah zig-zag Noel dari Jokowi (Jokowi Mania) ke Ganjar Pranowo (GP Mania) dan untuk sementara berlabuh ke Prabowo Subianto (Prabowo Mania 08) patut dilihat sebagai strategi politik Noel untuk memastikan apa yang harus dia lakukan dan dapatkan dari proses demokrasi lewat Pilpres 2024 nanti.
Menurut saya itu bukan sesuatu yang buruk. Bukan pula langkah yang salah. Sebab Noel dan kawan-kawannya manusia bebas dalam menentukan sikap politik dan hak-hak demokratisnya. Dalam pengertian lain, Noel tidak terikat dengan partai politik atau disiplin ideologi politik tertentu. Jadi sah-sah saja manuver zig zag itu dilakukan. Tentu semua itu atas pertimbangan dan perhitungan mereka secara matang.
Pertanyaannya, kenapa sebagian orang marah atau merasa terusik dengan sikap Noel? Menurut saya kemarahan itu datang hanya karena dua sebab saja.
Pertama; Langkah Noel membubarkan GP Mania dengan argumentasi yang disebar ke berbagai media, menyebabkan “kegamangan” bagi sebagian pendukung Ganjar Pranowo. Diakui atau tidak, Noel seolah memberikan sinyal bahwa kepastian Ganjar Pranowo dapat tiket di Pilpres 2024 semakin tidak jelas.
Ya wajar Noel tarik diri, sebab Dia bukan kader partai yang terpaksa harus menunggu sampai waktu yang belum ditentukan apakah Ganjar Pranowo dicalonkan atau tidak.
Artinya, buat apa menunggu yang tidak pasti, kalau ada hal lain yang bisa dikerjakan dengan pasti. Sikap itu logis saja. Sebab ini tentang pertarungan merebut kekuasaan, bukan sedang PDK dengan gadis perawan idaman anak Pak Lurah.
Meskipun banyak pendukung Ganjar Pranowo melontarkan kontra isu dengan mengatakan langkah Noel tidak berpengaruh apa-apa. Tetapi cepat atau lambat, jika kepastian apakah Ganjar Pranowo dapat atau tidak tiket Capres 2024 akan menguntungkan figur-figur yang lain seperti Prabowo Subianto.
Sebab rakyat butuh pemimpin yang jelas, yang punya otoritas setelah terpilih. Bukan seperti yang sudah-sudah. Berlindung atas nama disiplin partai, yang terjadi sesungguhnya di bawah ketiak sang pemilik partai itu sendiri.
Kedua; Langkah Noel usai membubarkan GP Mania dan mendeklarasikan Prabowo Mania 08 mungkin mengganggu bagi sebagian orang, khususnya teman-temannya sesama aktivis dan pendukung Capres Jokowi di Pemilu lalu. Mereka yang terusik masih belum move on dari masa lalunya.
Sesungguhnya tidak ada hal yang menjadi pengkhianatan atas langkah politik Noel. Kalau sebelumnya Noel berseberangan dan bersuara keras saat Pilpres 2019 lalu kepada kubu Prabowo, tapi kini berbalik mendukung Prabowo Capres 2024. Hal itu dianggap sesuatu yang hina?
Jika ya, menurut saya sikap itu tidak masuk akal. Bukankah Presiden Jokowi dan Prabowo sudah lebih dulu membangun kesepakatan bersama-sama dalam pemerintahan! Buat apa para pendukung Jokowi keras hati terhadap Prabowo? Mestinya kalau tidak terima dengan langkah politik Noel, yang lebih dulu protes saja ke Presiden Jokowi.
Kemudian ada yang bilang Noel dulu melawan Prabowo, kini memuji Prabowo. Noel seolah menjilat ludahnya sendiri. Yaelah, melihat politik kok naif banget. Bukankah hal seperti itu sudah jadi seni dalam politik itu? Berapa banyak dan berapa kali sudah hal-hal demikian dilakukan para politisi? Hal-hal dibawah ini bisa jadi contoh.
Dulu ada yang bilang, BBM tidak boleh naik, setelah berkuasa naik tidak karu-karuan. Dulu ada yang bilang tidak suka dengan kebijakan BLT yang terjadi malah dilakukan juga, bahkan sampai dibagikan sendiri ke pasar-pasar.
Dulu ada yang bilang anti korupsi tapi justeru para ketua umumnya masuk bui karena korupsi. Dulu ada yang menuduh pelanggar HAM, tapi setelah bersama dalam koalisi jadi penyelamat HAM. Dulu ada yang bilang akan membangun negeri tanpa utang, yang terjadi justru sebaliknya. Dulu ada yang bilang demi Wong cilik setelah berkuasa Wong ciliknya digusur demi tambang atas nama investasi.
Jadi menurut saya, langkah Noel itu hal yang wajar dan rasional saja dalam politik. Apapun yang dihasilkan dari semua proses politik itu, sejauh dia tidak membebani Anda, ya kenapa mesti membuat tudingan negatif. Kenapa mesti sirik?
Buat saja kesimpulan dalam diri sendiri, bahwa setiap orang punya jalan ninjanya masing-masing. Dengan begitu, kau akan merasa nyaman mendengar argumen-argumen Noel dan kawan-kawannya kedepan.
Menurut saya Noel dkk, jangan gunakan terminologi relawan dalam Prabowo Mania 08, biar clear. ini tentang gerakan politik..!
Jakarta 17 Februari 2023
#jalanninja
#capres2024
Post a Comment