RELA_WAN PEMULUNG ISU

Setidaknya RG sering kali membuat banyak orang melihat kembali "arti" diksi diksi yang dia gunakannya dalam menyampaikan kritik. Paling tidak yang sudah menimbulkan reaksi emosional antara lain "kitab suci, fiksi, bajingan, tolol"

Dari berbagai terminologi itu, tentu saja banyak yang masih interpretasi. Tapi jika dirangkai kalimat demi kalimat, pemilihan kata oleh RG sudah dia perhitungkan secara definisi dan argumentasi.

Jika RG saat ini ramai-ramai dilaporkan oleh dan atas nama relawan Presiden Joko Widodo dan laporan itu tidak diproses hukum, berarti pelapor-pelapor itu soal emosional politis reaksioner saja, bukan soal RG ada backing atau tidak.

Jadi kontribusi RG setidaknya membuat orang pergi ke Mbah Google bertanya arti kata-kata RG yang dipersoalkan. Itu sih postifnya, meningkatkan minat baca.

Soal apakah narasi-narasi RG selama ini bepengaruh dalam merubah kebijakan yang lebih baik (sesuai dasar atau perspektif kritiknya & penolakannya atas kebijakan), saya kira ga ada juga.

Soalnya dari setiap kritiknya yang ramai dipermukaan selalu soal diksi, soal esensi jauh tertimbun oleh aksi-aksi berjubah "relawan" pemulung isu atau pasukan-pasukan polisi moralis penjaga "keagungan" marwah presiden. Layaknya zaman kerajaan.

Kalau begitu, apa yang mesti kita lalukan? Ya menonton dan milihat itu sebuah kenormalan saja, Santai.! Ojo baper dan "carmuk" ke Jokowi. Doi aja santai, nape loe yang kepanasan kayak sedang bakar sate?

Demikian &Terima gajih.!

Juson Simbolon
(Relawan Jokowi Dari Dunia Lain)

#relawan_jokowi
#baper_ala_relawan
#relawan_pemulung_isu

Tidak ada komentar